" Kitab "
Tidak ada komentar
Apakah Quran Telah Terdistorsi
Apakah tidak mungkin bahwa Quran telah terdistorsi seperti kitab kitab wahyu lainnya?
Jawaban:
Nabi Muhammad (saw) Menjaga Penyebaran Ayat-ayat Quran di bawah kendali nya Sendiri
- Setiap mendapatkan wahyu, Nabi Muhammad (SAW)segera membacakan ayat yang diwahyukan itu kepada sahabat- sahabatnya yang terpelajar ( bias membaca dan menulis)
- Setelah meminta wahyu itu ditulis, Nabi Muhammad meminta ayat suci itu dibaca ulang dan dikoreksi kesalahannya jika ada.
- Nabi Muhammad (saw) biasa meminta kepada para pengikutnya "Salinlah /perbanyak ayat suci yang kalian tulis dan sebarkanlah kepada kaum mukminin yang lain. " Dengan metode ini ayat ayat itu ditransmisikan kepada semua kaum mukminin.
- Nabi Muhammad (saw) pasti biasa untuk meminta sahabat-sahabatnya menghafalkan ayat qur’an tersebut. Dengan kata lain, ayat ayat qur’an biasa disalin dengan cara ditulis dan dihafalkan oleh kaum Muslimin.
- Nabi Muhammad (saw) yang biasa memeriksa ayat Quran melalui hafalan dan hafalan diperiksa melalui tulisan. Contoh yang terbaik dari pemeriksaan ini adalah setiap Ramadan Jibri biasa membacakan ayat yang diwahyukan sampai ramadhan tahun itu sementara itu Nabi mendengarkan. Kemudian di masjid, Nabi Muhammad (saw) membaca ayat kepada para pengikutnya sementara Jibril berdiri di sampingnya dan mengoreksi jika ada kesalahan . Dengan cara ini, setiap Ramadan semua sahabat memeriksa semua surat Al Quran dan ayatnya sampai waktu itu juga.
- Nabi Muhammad (saw) yang mempercayakan beberapa sahabatnya untuk mengajarkan bacaan Quran. Pengajar Quran mengajarkan Quran dan juga memeriksa bacaan mereka yang sudah belajar membacanya.
- Selanjutnya, dalam rangka untuk menjaga salinan Quran yang asli, Nabi Muhammad (saw),pada awal diwahyukan ayat, melarang para sahabatnya menulis ucapan ucapannya karena khawatir akan kemungkinan perkataannya tercampur dengan ayat-ayat Qur'an.
Sayidina Usman mengirim Kitab Suci Al-Quran ke Berbagai Tempat di Seluruh Dunia
Selama kekhalifahan Sayidina Abu Bakar, Quran dikompilasi ke dalam bentuk buku, dengan syarat setidaknya ada dua saksi untuk setiap ayat. Para saksi harus orang-orang benar-benar mendengar ayat dari Nabi secara pribadi, dan memverifikasi setiap ayat.
Kemudian pada periode Khalifah Sayidina Usman, kitab tersebut telah diperbanyak. Dari awal sampai akhir, semua kitab suci dibacakan di masjid besar di hadapan kaum muslimin lainnya dan dikirim ke berbagai tempat di seluruh dunia.
Bahkan saat ini, tiga dari naskah-naskah ini masih eksis. Salah satunya adalah di Museum Topkapi di Istanbul, Turki, yang lain adalah di sebuah museum di Tashkent, Uzbekistan, dan yang ketiga adalah di India Office Library, London.
Membandingkan tiga naskah, jelas terlihat bahwa tidak ada perbedaan antara buku-buku dalam hal dimensi, ortografi dan kaligrafi.
Tak satu pun dari kitab suci kecuali Quran yang diperiksa dengan sedemikian teliti.
Universitas Munich memeriksa lebih dari 42.000 naskah Quran suci yang ditulis dalam waktu yang berbeda. Pada akhir studi yang panjang, mereka sampai pada kesimpulan ini "Tidak ada perbedaan antara Kitab Suci Al-Quran."
Allah tidak Berjanji untuk Melestarikan Kitab Suci selain "Al-Qur'an"
Sungguh! Kami-lah yang menurunkkan Qur’an, dan sungguh, kami-lah yang akan menjaga-nya. (Hijr, 9)
Tidak ada kepalsuan dapat mendekatinya (Quran) dari depan atau belakangnya. (Fushilat, 42)
Kaum lain, khususnya orang-orang Yahudi, karena mereka melanggar janji mereka, mengubah kata-kata kitab suci mereka dan juga menyebabkan kitab suci orang Kristen terdistorsi dengan cara cara yang berbeda. Selain itu, mereka telah memicu masalah di antara umat Islam selama 15 abad. Namun demikian, mereka tidak dapat membahayakan Quran; karena penjaga Quran bukanlah orang-orang, tetapi Allah-lah yang melindungi.
I'jaz (tidak mungkin untuk disimulasikan) dari Quran adalah seperti sebuah keajaiban yang menghalangi Orang Dari Menyisipkan atau Menghilangkan apapun.
I'jaz secara harfiah berarti orang yang impoten dan tidak mampu memberikan sesuatu yang serupa. Ada kefasihan indah dan kemurnian gaya di urutan kata Al-Qur'an. Penataan ayat-ayat dan surat-surat Al-Qur'an ini saling berhubungan dalam hal ukuran, berima, ketertiban dan komposisi. Hal ini, kenyataannya, seperti sistem yang dibentuk pada jam yang menghitung detik, menit dan jam dan melengkapi keteraturan masing-masing. Mirip dengan itu, kalimat Al-Qur'an yang Maha Bijaksana, dan kata-katanya, dan urutan hubungan antara kalimat dan kata-kata saling melengkapi keteraturan. Dan harmoni yang sangat baik dan keseluruhannya ada dan terlihat dalam pembentukan setiap kalimat, kata dan bahkan hurufnya. Jadi, bahkan jika surat dari Quran telah diubah atau dihapus, harmoni baik akan terganggu dan jika distorsi tersebut telah terjadi, tidak mungkin tidak diketahui.
Tidak hanya kata-kata, huruf dan ayat, tetapi juga makna yang mereka berikan saling berhubungan dan membentuk kelengkapan. Misalnya dalam beberapa halaman, sebuah ayat adalah bukti ayat berikutnya dan hasil dari ayat sebelumnya.
Kata-kata Al-Qur'an adalah luar biasa fasih dan murni. Salah satu bukti dari hal ini adalah bahwa Qur'an tidak membosankan indra melainkan memberi mereka kesenangan bahkan jika dibacakan ribuan kali.
Quran sesuai untuk setiap abad dan setiap tingkat manusia di kalangan masyarakat. Sebagai wacana abadi yang sesuai bagi semua manusia terlepas dari waktu atau tempat dan tingkat pemahaman, seharusnya - dan memang - memiliki kesegaran yang tidak pernah memudar.
Quran mengungkapkan banyak makna dengan sedikit kata. Retorika-retorikanya luar biasa, unik dan meyakinkan.
Quran mempertahankan kemudaannya, kesegarannya. Dalam setiap abad, Qur’an menjadi semakin muda,dalam arti bahwa semakin banyak teknologi berkembang, semakin baik mukjizat Al-Qur'an dijelaskan dan ditemukan. Karena Allah (swt) memberitahu kita tentang apa pun di alam semesta.
"Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia. Dia mengetahui apa saja yang ada di bumi dan di laut. Tidak sehelai daun yang jatuh yang tidak diketahui-Nya: tidak ada sebutir biji pun di kegelapan (atau kedalaman) dari bumi, atau apapun yang segar atau kering (hijau atau layu),yang tidak tertulis) dalam kitab yang nyata (bagi mereka yang dapat membaca). "(Al-An'aam, 59)
Quran tidak Meniru Kiab apapun dan tidak satu-pun Buku Bisa meniru Quran
Sebuah ekspresi tidak dapat melakukan mukjizat ini kecuali milik Allah. Seorang manusia tidak mampu melakukan aspek-aspek ajaib dalam ekspresinya karena kalimat dan kata-kata Al-Qur'an dan kreasi Allah adalah di atas semua karya manusia lainnya. Jadi jika ekspresi dan ayat-ayat dari Quran telah diubah atau sisipan telah dilakukan untuk itu, para cendekiawan pun akan melihat bahwa ekspresi bukan ayat ayat Quran, tetapi milik manusia. Sama mustahilnya dengan tidak mengetahui antara suara gagak dan suara burung bulbul, sehingga setiap manusia pasti akan melihat kata yang berbeda dan struktur kalimat yang tidak termasuk Quran.
"Allah" memelihara Quran dan membuatnya mustahil terdistorsi dengan menciptakan ratusan jutaan orang yang membaca, melantunkan, menghafal dan memeliharanya di seluruh dunia. Kaynak: http://www.hakikatislam.com - Apakah Quran Telah Terdistorsi